Sabtu, 08 Februari 2014

ANTERIOGRAFI ANTEBRALIS

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi
Cabang-cabang bernama dari arteri radial dapat dibagi menjadi tiga kelompok, sesuai dengan tiga wilayah di mana berada.
a.         Di lengan bawah
v  arteri berulang Radial - muncul hanya setelah arteri radial berasal dari arteri brakialis. Ini perjalanan superior untuk beranastomosis dengan jaminan arteri radial di sekitar sendi siku
v   palmar carpal cabang arteri radial - kapal kecil yang muncul di dekat perbatasan bawah kuadratus pronator
v  Superficial palmar cabang dari arteri radial - muncul dari arteri radial, hanya di mana kapal ini adalah untuk angin di sisi lateral pergelangan tangan.
b.         Pada pergelangan tangan
v  punggung carpal cabang arteri radial - kapal kecil yang muncul di bawah tendon ekstensor ibu jari
v  arteri Pertama metakarpal punggung - timbul sebelum arteri radial lewat di antara dua kepala dari otot punggung interoseus pertama dan segera membagi menjadi dua cabang yang memasok sisi berdekatan ibu jari dan jari telunjuk; sisi lateral jempol menerima cabang langsung dari arteri radial.
c.         Dalam Tangan
v  princeps polisis arteri - muncul dari arteri radial seperti ternyata medial ke bagian dalam tangan
v  radialis indicis - muncul dekat dengan polisis princeps. Kedua arteri mungkin timbul dari trunk, arteri metakarpal pertama telapak tangan.
v  arch palmaris Deep - terminal bagian dari arteri radial.

           

2.2 Teknik Pemeriksaan
2.2.1 Pengertian Arteriografi Antebralis
Arteriografi antebralis adalah pemeriksaan imaging radiodiagnostik konvensional sistem pembuluh darah arteri ekstermitas superior dengan menggunakan media kontras.
2.2.2 Tujuan Pemeriksaan
Untuk memperlihatkan pembuluh darah arteri secara jelas dengan menggunakan bahan kontras.
2.2.3 Indikasi Pemeriksaan
Cedera pada ekstremitas atas bisa diakibatkan oleh berbagai macam mekanisme, yang tersering adalah trauma tajam. Sejumlah besar diakibatkan oleh pecahan kaca, dan juga ada yang diakibatkan oleh luka tembak. Dengan meningkatnya transportasi dan pergerakan manusia, mengakibatkan tingginya angka kecelakaan yang disebabkan kecelakaan lalulintas. Selain itu peningkatan tindakan kateterisasi pembuluh darah juga menyebabkan peningkatan kejadian cedera pada pembuluh darah .
a.       Aneurisma adalah dilatasi dinding arteri yang disebabkan kelainan kongenital / perkembangan  yang lemah pada dinding darah tersebu
b.      Emboli adalah pembekuan darah
c.       Stenosis adalah penyempitan pembuluh darah
d.      Fistulo arterivenosa adalah suatu saluran abnormal yang berada diantara sebuah arteri dan sebuah vena
e.       Malformasi arterivenosa
f.       artherosklerosi (pengerasan) adalah kondisi pada arteri besar dan kecil yang ditandai penimbunan endapan lemak, trombosit, neutrofil, monosit dan makrofag di seluruh kedalaman tunika intima (lapisan sel endotel) dan akhirnya ke tunika media (lapisan otot polos)
2.2.4 Kontraindikasi
a.       Alergi terhadap bahan kontras
b.      Kehamilan
c.       Gagal fungsi hati
d.      Gagal jantung
e.       Infeksi pada kulit di daerah penempatan canula
f.       Alergi iodium


2.2.5        Peralatan
Persiapan alat-alat pemeriksaan:
a.       Punksin perkutan dengan jarum:
-          Jaarum punksi seldingger/ abocath,untuk dewasa nomor 18, sedangkan untuk anak-anak no. 20
-          Tube plastik transpparan untuk menghubungkan jarum dengan semprit
-          Konektor
-          Semprit 10cc, 20cc, 40cc
-          Kontras angiografi 65% atau sejenisnya
-          NaCl fisiologis
b.      Kateterisasi perkutan:
-        Jarum pungsi seldinger/aboket No. 18/16
-        Baja penuntun / guide wire No.32/34
-        Kateter dengan ujung lurus/bengkok, selektif/semiselektif
-        Semprit 20cc, 30cc dan 40cc
-        Kontras angiografin 65% atau sejenisnya
-        NaCl untuk bilas
Bahan steril:


v  Spuit 50cc 2 buah
v  Jarum arteriogram
v  Adaptor
v  Spuit 10cc 1 buah
v  Spuit 2cc 1buah
v  Kateter
v  Sponge forceps
v  Drawing up
v  Galipot
v  Kassa
v  Handuk
v  Baju pasien

Unsteril:
v Pembersih kulit
v Kontras media
v Saline
v Ampuls
v Lokal anastesi
v Omnophone
2.2.6        Teknik Pemeriksaan dan Persiapan Pasien
a.      Persiapan Pasien :
-        Izin Tertulis untuk melakukan tindakan arteriografi (dalam formulir khusus). Untuk anak anak harus ada izin orang tua. Untuk pasien yang oleh karena suatu sebab tidak dapat menanda tangani izin tertulis (missal : lumpuh ,kesadaran menurun ,dll) dapat dimintakan persetujuan dari keluarga terdekat
-        Pasien dipuasakan dari sejak malam hari,terutama bila dilakukan pemeriksaan dengan anestesi umum
-        Apabila pungsi dilakukan pada daerah inguinal ,untuk melakukan antisepsi di daerah tersebut maka rambut pubis harus dicukur habis. Begitu pula apabila dilakukan pungsi arteri aksilaris ,rambut ketiak harus pula dicukur habis
-        Dua jam sebelum pemeriksaan pasien diberikan obat penenang seperti suntikan diazepam sebanyak 10 mg
b.      Analisa Hasil Gambar
Analisa foto dilakukan berdasarkan standar gambaran normal aorta/arteri yang memperdarahi suatu organ tertentu . Biasanya arteri yang memperdarahi tersebut ,gambaran – gambaran cabang arterinya di dalam organ tersebut berdikotom secara beraturan.Serial foto tersebut digunakan untuk:
1.      Menilai fase arteri dini
2.      Menilai fase arteri lanjut (fase parenkim)
3.      Menilai fase venosu

c.       Teknik Pemeriksaan
1.      Dilakukan tindakan asepsis atau antisepsis dengan jodium atau betadine pada daerah pungsi.
2.      Disuntikan anestesi local(missal xilokain ,dll) pada daerah pungsi.
3.      Jarum seldinger /abocath ditusukan ke daerah yang paling besar dekat jari tengah dengan sudut kurang lebih 60 derajat
4.      Setelah jarum abbocath masuk .mandrinnya dicabut kemudian jarum abbocath ditarik perlahan ke atas.
5.      Pada jarum berada di dalam pembuluh arteri ,darah akan memancar bila memakai jarumseldinger atau abbocath akan terlihat suatu aliran darah balik (back flow)
6.      Jarum dihubungkan dengan tube plastic dan konektor lalu dibilas dengan Nacl ,yang dicampr dengan heparin

v  Dengan Kateter
Ada 3 langkah dalam melakukan kateterisasi ,yaitu :
a.      Pungsi Arteri
1.      Arteri ditusuk dengan jarum Seldinger atau Abbocath ,tekniknya sama dengan teknik perkutan di atas.
2.      Bila kanula telah berada di dalam lumen arteri ,maka dimasukan guide wire melalui jarum seldinger /kanula plastic ke dalam lumen arteri dengan bagian yang lemas dahulu yang masuk.
3.      Di bawah control floroskopi ,perjalanan guide wire diikuti
4.      Jarum atau kanula dicabut hati hati agar guide wire tidak tercabut . Daerah pungsi ditekan agar tidak terjadi hematum
5.      Kateter dimasukan melalui guide wire sampai masuk kedalam organ yang diperiksamelalui control floroskpi
6.      Guide wire dicabut ,selanjutnya kateter dibilas dengan Nacl
7.      Diberikan heparin sesuai dengan dosis yang telah ditentukan sesuai berat badan pasien
8.       Pengambilan gambar dilakukan dengan kecepatan 2 film/detik selama 2 detik ,kemudian istirhat selama 5  detik ,kemudian diambil lagi gambar pada waktu 1 film/detik ,selama 1 detik


Tidak ada komentar:

Posting Komentar