Sabtu, 08 Februari 2014

KATETERISASI JANTUNG

PEMBAHASAN

2.1  Anatomi Jantung

*      Ukuran dan Bentuk
 Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang terletak antara kedua paru-paru dibagian tengah rongga thoraks. Dua pertiga jantung terletak di sebelah kiri garis midsternal. Jantung dilindungi mediastinum. Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya. Bentuknya seperti kerucut tumpul. Ujung atas yang lebar (basis) mengarah ke bahu kanan, ujung bawah yang mengerucut (apeks) mengarah ke panggul kiri.

*      Pelapis
            Pericardium adalah kantong berdinding ganda yang dapat membesar dan mengecil, membungkus jantung dan pembulu darah besar. Kantong ini melekat pada diafragma, sternum, vertebra dan pleura yang membungkus paru.
            Terdiri atas lapisan fibrosa dan serosa. Lapisan fibrosa tersusun dari serabut kolagen yang membentuk lapisan jaring ikat rapat untuk melindungi jantung. Lapisan serosa terdiri atas visceral (epicardium) menutup permukaan jantung, dan parietal melapisi bagian dalam fibrosa pericardium.
Cavitas pericardium adalah ruang potensial antara membrane visceral dan parietal. Mengandung cairan pericardial yang disekresi lapisan serosa untuk melumasi membrane dan mengurangi friksi.

*      Dinding Jantung
a.       Epicardium tersusun atas lapisan sel-sel mesotelial yang berada diatas jaringan                       ikat.
b.      Miokardium terdiri dari jaringan otot jantung berkontraksi untuk memompa darah.
-          Ketebalan miokard bervariasi dari satu ruang jantung ke ruang lainnya.
-          Serabut otot yang tersusun dalam berkas-berkas spiral melapisi ruang jantung.  
c.       Endokardium tersusun dari lapisan endothelial yang terletak diatas jaringan ikat. Lapisan ini melapisi jantung, katup, dan menyambung dengan lapisan endothelial yang melapisi pembuluh darah yang memasuki dan meninggalkan jantung.
*      Ruang Jantung
v  Atrium ( dipisahkan oleh septum intratrial )
§  Atrium kanan terletak dalam bagian superior kanan jantung, menerima darah dari seluruh jaringan kecuali paru. Vena kava superior dan inferior membawa darah dari seluruh tubuh kembali ka jantung. Sinus koroner membawa kembali darah dari dinding jantung itu sendiri.
§  Atrium kiri di bagian superior kiri jantung, berukuran lebih kecil dari atrium kanan, tetapi dindingnya lebih tebal. Atrium kiri mampu menampung empat vena pulmonalis yang mengembalikan darah teroksigenasi dari paru-paru.
v  Ventrikel ( dipisahkan oleh septum intraventricular )
§  Ventrikel kanan terletak di bagian inferior kanan pada apex jantung. Darah meninggalkan ventrikel kanan jantung  melalui truncus pulmonal dan mengalir melewati jarak yang pendek ke paru-paru.
§  Ventrikel kiri terletak di bagian inferior kiri pada apex jantung. Tebal dinding tiga kali lebih tebal dari  dinding ventrikel kanan. Darah meniggalkan ventikel kiri jantung melalui aorta dan mengalir ke seluruh bagian tubuh kecuali paru-paru.
v  Trabeculae Carnae
     Merupakan bubungan otot bundar atau tidak teratur yang menonjol dari permukaan bagian dalam kedua ventrikel ke rongga ventricular.
-          Otot papilaris adalah penonjolan trabeculae carnae ke tempat perlekatan korda kolagen katup jantung ( chorda tendinae )
-          Moderator band ( trabeculae septomarginal ) adalah pita lengkung otot pada ventrikel kanan yang memanjang ke arah transversal dari sept um interventriculer menuju otot papilaris anterior. Otot ini membantu dalam trasmisi penghantaran inpuls unutk kontraksi jantung.
*      Katup Jantung
v  Tricuspidalis
-          Terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan, memiliki tiga daun katup ( kuspis ) jaringan ikat fibrosa irregular yang dilapisi endokardium.
-          Bagian ujung daun katup yang mengerucut melekat pada korda tendinae, yang melekat pada otot papilaris. Chorda tendinae mencegah pembalikan daun katup ke arah belakang menuju atrium.
-          Jika tekanan darah pada atrium kanan lebih besar daripada tekanan darah atrium kiri, daun katup trikuspidalis terbuka dan darah mengalir dari atrium kanan ke ventrikel kanan.
-          Jika tekanan darah dalam ventrikel kanan lebih besar dari tekanan darah di atrium kanan, daun katup akan menutup dan mencegah aliran balik ke dalam atrium kanan.
v  Bicuspidalis ( Mitral )
Terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri. Katup ini melekat pada chorda tendinae dan otot papilaris, fungsinya sama dengan fungsi katup tricuspidalis.
v  Semilunar aorta an pulmonal
-          Terletak di jalur keluar ventricular jantung sampai ke aorta dan truncus pulmonalis
-          Katup semilunar pulmonary terletak antara ventrikel kanan dan truncus pulmonal
-          Katup semilunar aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
*      Tanda Permukaan
v  Sulcus Coronarius (atrioventricular) mengelilingi jantung diantara atrium dan ventrikel.
v  Sulcus interventricular anterior dan posterior menandai letak septum interventrikuler yang memisahkan ventrikel kiri dan kanan.
*      Rangka Fibrosa Jantung
Tersusun dari nodul-nodul fibrokartilago di bagian atas septum interventricular dan cincin jaringan ikat rapat di sekeliling bagian dasar trunkus pulmonary dan aorta. Kerangka fibrosa ini berfungsi sebagai tempat melekatnya otot dan katup jantung.
*      Sikulasi yang memperdarahi dinding jantung
v  Arteri koroner kanan
Cabang aorta tepat diatas katup semlunar aorta, diatas sulkus koroner.
Cabang utama:
-          A . interventricular posterior yang mensuplai darah untuk kedua dinding ventrikel
-          A. Marginalis kanan yang mensuplai darah untuk atrium kanan danventrikel kanan.
v  Arteri koroner kiri
Cabang utama:
-          A. Interventricular anterior yang mensuplai darah ke bagian anterior ventrikel kanan dan kiri.
-          A. Sirkumflexa mensuplai darah ke atrium kiri dan ventrikel kiri. Yang nantinya dibagian posterior akan beranastomosis dengan A. koroner kanan.


2.2  Kateterisasi  Jantung

2.2.1   Defenisi
   Kateterisasi jantung yaitu suatu tindakan infasif dengan memasukkan kateter ke dalam arteri untuk menentukan atau menggambarkan arteri koroner, rongga – rongga jantung dan pengukuran jantung dengan menggunakan kontras media positif.  Juga menggambarkan diagnostik angiografi untuk mengetahui fungsi sistem kardiovaskuler mencakup kelainan aorta / pulmonari dan pembuluh darah tepi.


2.2.2   Peralatan yang digunakan
o   Pesawat Rontgen
Pesawat rontgen yang digunakan dengan sistem TV Monitor yang mempunyai Image Intensifying beresolusi tinggi yang dilengkapi dengan Cineangiografi ( Film Cine atau
CD ) atau bisa juga dengan menggunakan Film Changer. Misalnya C-Arm atau U-Arm.
o   Mesin Injektor
Berfungsi untuk memasukkan cairan kontras dalam jumlah yang banyak dan mempunyai tekanan atau kecepatan yang dapat diatur.
o   Peralatan Emergency :
-          Defibrilator
-          Trolly emergency dan obat-obatan emergency
-          Oksigen (O2 )
o   Peralatan Steril
o   Introducer, Sheath, Dilator, Quide Wire
o   Kateter
o   Sones, Judkin, Castilo, Amplatz, Scoonmaker, Pigtail, NIH, dll

       2.2.3   Indikasi, Kontra Indikasi dan Kontras Media Pada Pemeriksaan Kateterisasi   Jantung
a. Indikasi
Beberapa indikasi dilakukannya pemeriksaan Kateterisasi Jantung ialah seperti:
-          Penyakit Jantung Koroner
-          Perforasi jantung
-          Adanya kelainan-kelainan pada pembuluh darah jantung seperti oclusi, stenosis, aneurisme, angioma dan pergeseran pembuluh darah karena massa.

b. Kontra Indikasi
Beberapa Kontra indikasi seperti:
-          Sensitif terhadap kontras media
-          hypertensi
-          kelainan – kelainan jantung ( terjadi pada katup jantung )

c. Kontras Media
-              conray 420
-              cardio conray atau yang sejenis

  



2.2.4   Prosedur  Yang  Dilakukan  di Ruang  Kateterisasi  Jantung / Diagnostik  Invasif

A.    Prosedur Persiapan Pasien Pre Kateterisasi
a.       Persiapan fisik
·         Penjelasan tentang prosedur tindakan oleh dokter
·         Rekaman EKG 12 lead
·         Puasa 4-6 jam sebelum tindakan perlu diperhatikan adalah puasa makan saja, pasien boleh minum dan obat-obatan tetap diberikan sesuai resep dokter
·         Cukur area penusukan (daerah inguinalis kanan  dan kiri bila arteri femoralis atau daerah radialis kanan bila dari arteri radialis)
·         Memasang condom cetheter atau dower cetheter untuk pasien yang akan dilakukan tindakan PTCA, Ablasi, dan sejenisnya kecuali koroner angiografi
·         Memasang infus pada pasien, untuk tindakan koroner angiografi pada umumnya tidak dipasang infus kecuali pada pasien dengan hasil kreatinin lebih dari 1,5 diberikan cairan NaCl 0,9% . pada pasien yang akan dilakukan PTCA, Ablasi dan sejenisnya yang memerlukan waktu yang lama diberikan cairan RL dan cairan NaCl 0,9% untuk pasien dengan creatinin lebih dari 1,5
·         Mengukur tanda – tanda vital pasien (tekanan darah, heart rate , respirasi, dan suhu )
·         Mengukur berat badan dan tinggi badan
·         Hasil pemeriksaan laboratorium seperti :
ü    Pemeriksaan Hb, Hb yang tinggi akan mempengaruhi tindakan kateterisasi dimana lebih mudah terjadi pembekuan darah pada kateter, begitu juga Hb yang rendah karena kemungkinan terjadi pendarahan selama tindakan
ü    Leukosit, untuk mengetahui apkah pasien dalam keadaan dalam infeksi atau tidak
ü    Ureum dan kreatinin, mengtahui fungsi ginjal pasien berhubungan dengan penggunaan zat kontras saat tindakan, bila hasilnya tinggidilakukan hidrasi terlebih dahulu dengan obat oral flumucyl 2 tablet dan loading cairan NaCl 0,9% sesuai instruksi dokter (biasa diberikan 100 cc) . zat kontras yang osmolaritasnya lebih redah, ( misalnya omnipaque) dan dosis yang lebih sedikit
ü    CT, BT, PT, APTT untuk mengetahui apakah memanjang waktu pendarahan dan pembekuan karena berhubungan dengan saat pencabutan sheath
ü    HbsAg untuk mencegah terjadinya penularan baik terhadap petugas maupun kepasien lain
·         Mencatat obat yang diminum ditunda atau dihentikan pemberiannya. Obat hipertensi dan obat diureik tetap diberikan, sedangkan obat DM, anti koagulan, ditunda pemberiannya sesuai dengan instruksi dokter
·         Menanyakan riwayat alergi pasien terhadap obat-obatan
·         Menkaji keeluhan psien apakah ada nyeri dada, sesak nafas, pusing  atau keluhan yang lain
·         Mengganti pakaian pasien dengan pakaian rumah sakit, termasuk pakaian dalam dilepas
·         Memberitahu kepada pasien bahwa alat bantu seperti kaca mata, alat bantu dengar (hearing aid), gigi palsu boleh tetap dipakai selama tindakan untuk lebih memudahkan berkomunikasih dengan pasien tetapi tetap diinformasikan pada saat serah terima pasien dengan petugas diruang tindakan
·         Melakukan allent test bila tindakan dilakukan melalui arteri radialis, untuk melihat sirkulasi darah ditangan pasien
          Teknik menilai allen test:
-          Anjurkan pasien untuk mengepal tangannya dengan kuat selama 3-15 menit
-          Periksa pulsasi arteri radialis kemudian tekan arteri radialis dengan tiga jari tangaan kiri/ibu jari dan tekan arteri uinaris dengan tiga jari tangan kanan/ibu jari secara bersamaan
-          Buka kepalan tangan pasien , telapak tangan akan terlihat pucat
-          Lepas tekanan arteri ulnaris, arteri radialis tetap ditekan
-          Lihat jika refeskuler 1-3 detik berarti arteri ulnaris baik dan tindakan dapat dilakukan melalui arteri radialis
b.      Persiapan mental
·         Mengkaji pengetahuan pasien mengenai tindakan kateterisasi jantung
·         Bila pasien belum mendapat penjelasan, fasilitsi agar dokter/asisten dokter untuk menjelaskannya
·         Memberi penjelasan hal-hal yang mungkin diperlukan saat dilakukan tindakan seperti cara nafas dalam dan batuk efektif dan juga memberitahukan keluhan yang mungkin timbul saat tindakan kepada petugas atau perawat
·         Melakukan pendekatan spiritual dengan mengajak berdoa
c.       Persiapan pasien dari ruangan / rawat inap
Persiapan sama seperti pasien datang dari rumah , hanya saja persiapannya dilakukan oleh perawat ruangan. Jadi perawat di ruang pre keteterisasi hanya dilakukan serah terima pasien dengan petugas ruangan dan memeriksa kembali kelengkapan persiapan administrasi fisik dan mental pasien serta membuat form laporan kateterisasi jantung untuk pasien yang akan dilakukan tindakan koroner angiografi dan form laporan angioplasti koroner untuk pasien yang akan dilakukan tindakan PTCA, ablasi dan sejenisnya.   

B.     Prosedur Persiapan Pasien Post Kateterisasi
1.      Berikan pasien minum banyak sekitar 2000 cc /6 jam, bila tidak ada kontra indikasi
2.      Harus diperhatikan catatan kejadian selama prosedur serta hasil kateterisasi
3.      Observasi vital sign: setiap 15 menit pada jam 1, setiap 30 menit pada jam 11 dan selanjutnya tiap jam hingga hemodinamik tetap stabil
4.      Observasi efek samping pemakaian zat kontras seperti : gatal-gatal, menggigil, mual muntah atau urtikaria
5.      Observasi hematom dan pendarahan di sekitar area penusukan
a.       Lakukan haemostasis yang benar
b.      Immobilisasi daerah penusukan selama 6-8 jam untuk penusukan pada fermonalis dan 4 jam pada penusukan radialis berikan bantal pasir diatas area penusukan khusus untuk penusukan fermonalis
c.       Libatkan pasien dan keluarga untuk mengawasi adanya tanda-tanda perdarahan dan haematoma pada daerah penusukan
6.      Observasi keluhan pasien; pening, pusing atau nyeri dada dan sebagainya
7.      Observasi tanda-tanda adanya gangguan sirkulasi di daerah perifer, pulsasi arteri dibagian distal dari penusukan, kemudian dibandingkan dengan kanan dan kiri, observasi kehangatan akral dibandingkan dengan kanan dan kiri. Bila terjadi gangguan (nadi lemah/tidak terabah) beritahu dokter, biasanya diberi obat anti koagulan bolus atau drib
8.      Observasi adanya tanda-tanda infeksi
Hal yang umum diperhatikan di ruang post kateterisasi;
1)      Keluhan pasien
2)      Diagnosa medis, tindakan yang dilakukan, penyulit yang muncul saat tindakn dan hasil tindakan
3)      Dokter yang mengerjakan
4)      Tanda-tanda vital post kateterisasi
5)      Obat-obat yang dilanjutkan
6)      Intake dan output
7)      Kelengkapan status
8)      Pulsasi daerah distal dari area penusukan dan kehangatan akral
9)      Pemeriksaan yang harus dilakukan di ruang perawatan setelah post kateterisasi/ intervensi
10)  Alat-alat perawatan yang masih terpasang pada pasien

C.    Kateterisasi Jantung Lewat Arteri Radialis
1.    Persiapan Alat
a.       Alat Tenun Steril
§  3  baju operasi
§  2  duk lubang ukuran 67 x 67 cm
§  2 duk kecil ukuran 67 x 67 cm
§  1 stik laken
§  1 duk besar ukuran 180 cm x 234 cm
b.      Set Instrumen Steril
§  1 kom besar untuk tempat cairan ( 500 cc)
§  1 kom sedang untuk tempat kontras (250 cc)
§  1 kom kecil untuk tempat bethadine sol 10% (100 cc)
§  6 depper kecil
§  5 kassa steril
§  2 duk klem
§  1 arteri klem
§  1 scappel
§  1 klem kocher / desinfektan tool
§  1 bengkok
c.       Bisturi nomor. 11
d.      Bethadine solution 10% dan alkohol 70% untuk desinfektan
e.       Cairan NaCl 0,9% : 1:5 (heparin 2500 unit dalam 500 NaCls)
f.       Syringe 20 cc 2 buah, syringe 5 cc 1 buah, syringe 2,5 cc 1 buah, syringe 1 cc 1 buah
g.      Extension tube panjang dan pendek masing – massing 1 buah
h.      Rotating adaptor (threeway pressure)
i.        Introduser sheath radialis 5 fr / 6 fr
j.        Kateter diagnostic optitorque 5 fr / sesuai kebutuhan
k.      Guide wire terumo tip 0,35 / 180 cm
l.        Glove steril
m.    Jarum pungsi
n.      Zat kontras sesuai kebutuhan
o.      Lidocaine 2% 1 ampul
p.      Heparin 5000 unit dalam syringe 5 cc (diencerkan dengan NaCl 0,9% menjadi 4 cc)
q.      NTG 300 meq dalam syringe 1 cc (diencerkan menjadi 9 strip)
r.        Trolley emergency
2.      Prosedur Kerja
1.      Pasien masuk ruang tindakan, rekam EKG 12 lead
2.      Alat – alat dipersiapkan diatas meja
3.      Scrub nurse atau asisten dan dokter operator memakai apron lalu melakukan surgical hand washing (cuci tangan steril), mengenakan jas operasi dan memakai glove steril
4.      Melakukan desinfeksi di daerah inguinal kanan dan kiri dengan bethadine solution 10% dilanjutkan dengan alkohol 70%
5.      Tutup  bagian yang di desinfeksi dengan duk lubang, lalu tutup bagian badan pasien dan seluruh tubuh pasien dengan alat dengan tenun steril (beritahu pasien agar selama tindakan, tangan pasien tidak menyentuh area steril)
6.      Flash / basahi semua alat kemudian di dekatkan ke pasien, lakukan zero point, sambungkan extention tube dengan tansduser kemudian dibalance mesin monitor
7.      Dokter melakukan anestesi lokal dengan Lidocaine 2% di daerah arteri radialis kanan (RAR = Radialis Arteri Right)
8.      Pungsi RAR sampai darah arteri memancar masukkan wire pendek kemudian jarum puncture dilepas, lakukan insisi ¼ inchi dangkal (untuk memudahkan masuknya sheath), massukkan sheath 6 fr (jangan lupa wire dibersihkan dahulu dengan kassa basah untuk mencegah darah bekuan / fibrin terkumpul)
9.      Wire pendek dicabut, sheath di aspirasi lalu di flash, masukkan heparin 2500 iu dan NTG 200 – 300 meq, kemudian di flash / bilas
10.  Masukkan catheter dengan quide wire didalamnya ke dalam sheath sampai ke ventrikel kiri, petugas monitor mengambil tekanan LV – Ao dengan catheter ditarik dari LV ke aorta lalu diukur gradien
11.  Catheter mengkanulasi ostium arteri koroner kanan (RCA),
12.  Catheter kanulasi ke ostium arteri koroner kiri (LCA),
13.  Aspirasi catheter lalu flush kemudian perawat siecor merekam pressure terakhir dan EKG 6 lead
14.  Catheter dicabut dengan quide wire ada di dalam dan di dalam dan di daerah sekitar penusukan dibersihkan
15.  Sheath di tarik setengah bagian masih di dalam arteri, kemudian letakkan nichiband di daerah bekas penusukan sampai menekan arteri radialis kemudian difikasi menggunakan plester yang tersedia, sheath ditarik seluruhnya sambil dianjurkan pasien tarik nafas dalam
16.  Alat-alat dibersihkan, dirapihkan dan dipisahkan alat dari benda tajam, infeksius dan non infeksius
17.  Pasien dipindahkan ke ruang pemulihan
18.  Prosedur selesai
19.  Petugas monitor mencatat jumlah cairan infus dan kontras

D.    Prosedur Pencabutan Nichiband Pada Arteri Radialis
3.    Persiapan Alat
a.       Glove non steril
b.      Kassa steril (4 x 4) 3 buah
c.       Gunting verband
d.      Bengkok
e.       Elastikon
f.       Plester
4.    Prosedur Kerja
a.       Lihat jam pada saat pelepasan nichiband
b.      Beritahu pasien prosedur yang akan dilakukan
c.       Cuci tangan
d.      Pasang glove
e.       Letakkan tangan kiri diatas nichiband dan beri sedikit penekanan secara perlahan
f.       Buka plester nichiband dengan tangan kanan kemudian lepas tekanan pada nichiband secara perlahan sambil diperhatikan apakah ada darah yang keluar dari luka insisi
§  Apabila terjadi perdarahan pasang kembali nichiband dan tambahkan plester untuk mencegah nichiband terlepas
§  Bila tidak terjadi perdarahan lanjutkan membuka nichiband
g.      Letakkan kassa diatas luka insisi menggunakan tangan kiri dan tekan secara perlahan
h.      Pasang plester elastikon dengan menggunakan tangan kanan, posisi tangan kiri tetap menekan kassa diatas luka insisi, (jangan terlalu kencang)
i.        Rapikan alat – alat
j.        Berikan penkes pada pasien :
§  Anjurkan untuk tidak mengangkat beban lebih dari 5 kg selama 1 minggu untuk menghindari “stertching” / peregangan pada arteri radialis
§  Beritahu perawat / dokter bila terjadi keluhan berhubungan dengan gangguan sirkukasi
§  Buka elastikon dan ganti dengan tensoplast setelah 12 jam pemasangan elastikon
§  Bila ada haematoma dan pendarahan segera hubungi perawat atau dokter atau kembali lagi ke rumah sakit.

E.     Kateterisasi Jantung Lewat Arteri Femoralis
1.      Persiapan Alat
a.       Alat Tenun Steril
§  3  bajuoperasi
§  2  duk lubang ukuran 67 x 67 cm
§  2 duk kecil ukuran 67 x 67 cm
§  1 stik laken
§  1 duk besar ukuran 180 cm x 234 cm
b.      Set Instrumen Steril
§  1 kom besar untuk tempat cairan ( 500 cc)
§  1 kom sedang untuk tempat kontras (250 cc)
§  1 kom kecil untuk tempat bethadine sol 10% (100 cc)
§  6 depper kecil
§  5 kassa steril
§  2 duk klem
§  1 arteri klem
§  1 scappel
§  1 klem kocher / desinfektan tool
§  1 bengkok
c.       Bisturi nomor. 11
d.      Bethadine solution 10% dan alkohol 70% untuk desinfektan
e.       Cairan NaCl 0,9% heparin /  1:5 (heparin 2500 unit dalam 500 NaCl)
f.       Syringe 20 cc 2 buah, syringe 10 cc 1 buah
g.      Lidocaine 2% 5 ampul
h.      Jarum puncture
i.        Extension tube
j.        Rotating adaptor (threeway pressure)
k.      Introduser sheath no. 6 fr
l.        Kateter diagnostic  Judkins Right (JR) dan Judkins Left (JL) 4/6 fr  atau sesuai kebutuhan
m.    Guide wire  J  tip 0,38 mm/ 150 cm
n.      Glove steril
o.      Zat kontras sesuai kebutuhan
p.       Trolley emergency
5.      Prosedur Kerja
a.       Pasien masuk ruang tindakan, rekam EKG 12 lead
b.      Alat – alat dipersiapkan diatas meja
c.       Scrub nurse dan dokter operator memakai apron lalu melakukan surgical hand washing (cuci tangan steril), mengenakan jas operasi dan memakai glove steril
d.      Melakukan desinfeksi di daerah inguinalis kanan dan kiri dengan bethadine solution 10% dilanjutkan dengan alkohol 70%
e.       Tutup  bagian yang di desinfektan dengan duk lubang, lalu tutup bagian atas badan pasien dengan duk sedang adn bagian bawah dengan duk besar
f.       Flush semua alat kemudian di dekatkan ke pasien
g.      Lakukan balance di mesin monitor (zero point), sambungkan extention tube dengan tanduser, kemudian lakukan flushing
h.      Lakukan anestesi lokal dengan Lidocaine 2% di inguinalis kanan
i.        Lakukan insisi kulit dengan busturi no. 11
j.        Lakukan pungsi Arteri Femoralis Kanan (PEAR) dengan jarum pungsi, bila darah arteri memancar masukan quide wire pendek 3 mm ± 10-15 cm
k.      Cabut puncture menggunakan tangan kanan dan tangan kiri mempertahankan quide wire agar tatap berada pada arteri femoralis
l.        Menyusuri wire masuk introducer sheath dan pertahankan quide wire tetap terlihat pada ujung introducer sheath 5 cm
m.    Masukkan sheath 6 Fr
n.      Cabut wire pendek dan dilator sheath diaspirasii lalu di flush
o.      Masukkan kateter JR dengan quide wire didalamnya kedalam sheath melalui arteri femoralis, aorta decendens, arcus aorta, aorta assendens sampai ke ventrikel kiri (bila diperlukan pencatatan tekanan akhir diastolik LV / LVEDP)
p.      Lakukan pencatatan tekanan aorta
q.      Kateter diarahkan ke ostium arteri koroner kanan (RCA)
r.        Ganti kateter dengan JL, arahkan ke ostium kiri
s.       Tarik kateter keluar dari ostium koroner, aspirasi kateter lalu di flush. Peerawat monitoring merekam tekanan aorta terakhir
t.        Kateter JL di cabut dan daerah sekitar penusukkan dibersihkan, rekam EKG 12 lead
u.      Sheath tetap dipertahankan, aff sheath dilakukan di ruang recovery room / pemulihan
v.      Bersihkan alat – alat, pisahkan benda – benda tajam, infeksius dan non infeksius
w.    Petugas monitor mencatat cairan infus dan kontras
x.      Pasien dipindahkan ke ruang pemulihan
y.      Prosedur selesai


F.     Prosedur Pencabutan Sheath Pada Arteri Femoralis
1.      Persiapan Alat
a.       Glove non steril
b.      Bethadine solution
c.       Kassa steril
d.      Elastikon
e.       Gunting verban dan bengkok
2.      Prosedur kerja
a.       Beritahu pasien prosedur yang akan dilakukan, cuci tangan dan pasang glove
b.      Atur posisi pasien, pasien didekatkan ke pinggir tempat tidur di mana petugas berada, agar petugas mudah melakukan penekanan
c.       Observasi apakah ada haematoma di sekitar daerah penusukan
d.      Raba arteri femoralis dengan tangan kiri, posisikan tangan / jari kiri di atas luka pungsi tempat dimana pulsasi teraba
e.       Cabut sheat dengan tangan kanan dan anjurkan pasien untuk tarik nafas dalam, cabut dengan segera dan hati- hati. Biarkan darah mengalir sedikit untuk mengeluarkan bekuan darah dalam pembuluh darah
f.       Setelah darah keluar lakukan penekanan selama 10 – 15 menit
g.      Lepaskan tangan kiri secara perrlahan dan observasi apakah massih ada perdarahan. Bila masih ada perdarahan maka lakukan penekanan kembali
h.      Perhatikan disekitar luka insisi apakah ada haematoma
i.        Nila tidak ada berikan bethadine pada luka tusukan, kemudian tekuk lutut pasien ke samping hingga membentuk sudut 60 – 80 derajat
j.        Tutup luka dengan kassa steril dan rekatkan dengan elastikon / tensoplast
k.      Luruskan kemballi kaki pasien, berikan penjelasan kepada pasien untuk tidak melipat atau menekuk kaki selama 6 – 8 jam
l.        Jelaskan pada pasien bahwa tindakan telah selesai
m.    Rapikan kembali pasien dan alat – alat.



2.2.5  Teknik Radiografi
          1. Antero superior (AP)
                      a. Posisi pasien
                          - pasien supine
                          - kedua lengan diletakan sejajar dibawah kepala
                      b. Central Ray
                           - vertikal tegak lurus ke pertengahan film
                      c. Kriteria gambar
                         1. peredaran darah kecil
 atrium kanan, ventrikel kanan, infudibulum, arteri pulmonalis    kanan dan kiri
                         2. peredaran darah besar
 vena pulmonalis, atrium kiri ventrikel kiri, arcus aorta, arteri innomata,  arteri karotis komunis kiri, arteri subklavia kiri
             2. Lateral
                      a. posisi pasien
                          - pasien lateral
                          - kedua lengan diatas kepala
                      b. Central Ray
                          - tegak lurus vertikal ke pertengahan film
                      c. Kriteria gambar
                          1. peredaran darah kecil
 - vena cava superior dan inferior, atrium kanan, ventrikel  kanan, infudibulum,  arteri pulmonalis
                             2. peredaran darah besar
 - vena pulmonalis, atrium kiri, ventrikel  kiri, aorta, arteri subklavia kiri, arteri karotis  komunis kiri, arteri innomata
               3. LPO
                      a. posisi pasien
                          - pasien supnie dan rotasikan ke arah kiri 300
                             b. central ray
                         - tegak lurus vertikal ke pertengahan film
                      c. kriteria gambar
                         1. peredaran darah kecil
     - vena kava supeior, arteri pulmonalis kanan,  ventrikel kanan, mitral, infudibulum
                        2. peredaran darah besar
                          - arkus aorta, atrium kiri, ventrikel kiri
              4. RPO
                      a. posisi pasien
                          - pasien supine dan diatur kearah kanan  300
                             b. Central Ray
                          - tegak lurus vertikal ke pertengahan film
                      c. kriteria gambar
                          1. peredaran darah kecil
 - vena kava superior, atrium kanan, ventrikel  kanan, arteri pulmonalis, septum   atrium,  septum intervertikuler
                         2. peredaran darah besar

 - atrium kiri, ventrikel kiri, arteri innomata, arteri karotis komunis kiri, arteri subklavia kiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar