Sabtu, 08 Februari 2014

CT-SCAN

Tomografi terkomputasi (bahasa Inggris: computed tomography, CT), awalnya dikenal sebagai computed axial tomography (CAT), adalah sebuah metode penggambaran medismenggunakan tomografi di mana pemrosesan geometri digunakan untuk menghasilkan sebuah gambar tiga dimensi bagian dalam sebuah objek dari satu seri besar gambar sinar-X dua dimensi diambil dalam satu putaran "axis".
Kata tomografi berasal dari bahasa Yunani tomos (potongan) dan graphia (penggambaran). CT menghasilkan satu seria gambar axial yang dapat dimanipulasi, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai "windowin", untuk menghasilkan gambar dalam bidang yang berbeda.
Meskipun paling umum dalam perawatan kesehatan, CT juga digunakan dalam bidang lainnya seperti pengetesan tanpa perusakan.


Selain itu, para peneliti menekankan, pasien harus memahami prosedur dan risiko radiasi akibat dari CTscan agar tidak menutupi kemungkinan yang terjadi. Pihak rumah sakit harus menyadarkan pasien sebelum menjalani prosedur radiologi. Keputusan dari pasien diakui para peneliti merupakan keputusan mutlak. 

Untuk melihat penyakit di dalam tubuh, para peneliti menambahkan, lebih baik menggunakan CT tunggal atau single photon emission computed tomography (SPECT) untuk mereka yang menderita batu ginjal. Penggunaan SPECT dinilai dapat mengurangi risiko yang terjadi seperti penggunaan CT scan.


PADA dasarnya, computerized tomography (CT) scanberfungsi untuk melihat penyakit yang ada di dalam tubuh kita. Namun demikian, penggunaan CT scandapat berisiko pada kesehatan tubuh kita. Kok bisa?

CT scan merupakan prosedur medis yang berguna untuk mendiagnosa gangguan kesehatan di dalam tubuh. Tetapi, penggunaan CT scan dapat berpengaruh buruk pada diri kita. Menurut penelitian dari University of Washington, Amerika, CT scan yang bertenaga tinggi (penggunaan sinar-X) akan menunjukkan gambar lebih jelas, namun pasien akan terkena risiko dari radiasi tersebut. 

Para ahli melakukan survei terhadap 235 pasien untuk mengukur sejauh mana mereka mengetahui risiko dari CT scan. Survei dilakukan terhadap pasien yang mengidap penyakit jantung, pria dan wanita, usia di atas 55 tahun, serta bersedia untuk melakukan survei. Hasilnya, hampir semua pasien (95%) menyatakan bahwa mereka lebih mementingkan kesembuhan penyakit mereka dibandingkan risiko yang diakibatkan dari penggunaan CT scan, sebagaimana dilansirEmaxHealth, Minggu (6/1/2013).

Selain itu, para peneliti menekankan, pasien harus memahami prosedur dan risiko radiasi akibat dari CTscan agar tidak menutupi kemungkinan yang terjadi. Pihak rumah sakit harus menyadarkan pasien sebelum menjalani prosedur radiologi. Keputusan dari pasien diakui para peneliti merupakan keputusan mutlak. 

Untuk melihat penyakit di dalam tubuh, para peneliti menambahkan, lebih baik menggunakan CT tunggal atau single photon emission computed tomography (SPECT) untuk mereka yang menderita batu ginjal. Penggunaan SPECT dinilai dapat mengurangi risiko yang terjadi seperti penggunaan CT scan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar