Pembahasan
1 Anatomi Hepar
Hepar merupakan Kelenjar terbesar dengan berat 1,5 kg dan
berwarna merah tua, terletak di
rongga perut sebelah kanan.Terdiri atas 2 lobus, lobus kanan lebih besar dibandingkan
lobus kiri. Memperoleh darah dari arteri hepatika dan vena hepatika . Terbungkus
oleh kapsula hepatika dan tersusun atas
sel hepatosit dan histiosit. Hepar memiliki
kapsula glison yang menyimpan kelebihan glukosa menjadi glikogen. Hepar juga berfungsi sebagai detoksifikasi racun dalam darah (alkohol & obat-obatan ), membentuk
empedu dari hasil perombakan eritrosit, membentuk urea dari hasil penguraian
protein, menyimpan vitamin dan mineral (ADEK dan B12), mengatur kadar
gula darah dan memproduksi 80% kolesterol tubuh.
Aliran
darah dari seluruh traktus gastrointestinal dibawa menuju ke hepar oleh vena Porta hepatis. Cabang dari vena ini
berjalan diantara lobulus dan berakhir di sinusoid. Oksigenasi darah disuplai
oleh arteri hepatica. Darah meninggalkan hepar melalui vena sentralis dari
setiap lobulus yang mengalir melalui vena hepatica. Vena hepatica merupakan satu dari beberapa vena pendek yang berasal
dari lobus hepar sebagai cabang
kecil. Vena ini mengarah langsung menuju vena kava inferior, mengalirkan darah dari hepar. Vena kava inferior terbentuk dari bersatunya vena iliaka komunis kanan dan kiri, mengumpulkan darah dari bagian tubuh dibawah diaphragma dan mengalir menuju atrium kanan jantung.
kecil. Vena ini mengarah langsung menuju vena kava inferior, mengalirkan darah dari hepar. Vena kava inferior terbentuk dari bersatunya vena iliaka komunis kanan dan kiri, mengumpulkan darah dari bagian tubuh dibawah diaphragma dan mengalir menuju atrium kanan jantung.
Arteri hepatica,
Arteri ini merupakan cabang dari truncus coeliacus (berasal dari aorta
abdminalis) dan mensuplai 20 % darah hepar. Vena
porta hepatis adalah pembuluh darah yang mengalirkan darah yang berasal
dari seluruh traktus gastrointestinal. Pembuluh ini mensuplai 80 % darah hepar.
Hepar menerima darah dari dua sumber : arterial dan vena. Perdarahan arterial dilakukan
oleh arteri hepatika yang bercabang menjadi kiri dan kanan dalam porta hepatis
(berbentuk Y). Cabang kanan melintas di posterior duktus hepatis dan dihepar
menjadi segmen anterior dan posterior. Cabang kiri menjadi medial dan lateral.
Terkadang hepatika komunis muncul dari arteri mesenterika superior atau arteri
gastrika sinistra disebut arteri hepatika
abberans. Mereka ini dapat menggantikan cabang-cabang normal atau merupakan
tambahan. Yang paling umum dijumpai adalah arteri hepatika sinistra dari arteri
gastrika sinistra. Darah vena dibawa ke hepar oleh vena porta yang didalam
porta hepatis terbagi menjadi cabang kanan dan kiri.
Vena porta
mengandung darah yang berisi produk-produk digestif dan dimetabolisme oleh sel
hepar. Hepar sebelah kiri dan kanan tidak mempunyai hubungan arterial. Jika
terpaksa dilakukan ligasi pada salah satu cabang arteri hepar, maka suplai
darah dilakukan oleh anastomosis afienicus yang cukup memberikan
kolateralisasi. Dari vena porta darah memasuki sinusoid-sinusoid hati lalu
menuju ke lobulus-lobulus hepar untuk mencapai sentralnya. Darah arteri dan
vena bergabung dalam sinusoid dan masuk kedalam vena sentral dan berakhir pada
vena hepatika. Terdapat tiga vena utama yaitu: medial (terbesar), dekstra dan
sinistra.
2 Prosedur
Pemeriksaan Hepatic Chemoembolization
a.
Pengertian
Hepatic Chemoembolization
Hepatic Chemoembolization merupakan pemeriksaan radiologi
arteri hepatic yang mengkombinasikan antara kemoterapi dan prosedur embolisasi
untuk mengobati kanker
, yang paling sering terjadi
pada hati.
Embolisasi merupakan tindakan
memasukkan materi ( embolus ) melalui kateter yang ditempatkan secara selectif
di dalam pembuluh darah.
Dalam Chemoembolization, obat anti-kanker yang
disuntikkan langsung ke dalam pembuluh darah yang memakan kanker. Selain
itu, gulungan logam yang
dibungkus dengan filamen trombogenik, busa gelatin atau lem sianoakrilat khusus
yang akan memadat bila kontak dengan darah disebut dengan agent emboli ditempatkan di dalam
pembuluh darah yang memasok darah ke tumor, pada dasarnya menjebak kemoterapi
pada tumor.
b.
Pra
– Prosedur Hepatic Chemoembolization
·
Indikasi
1. Hepatoma ( karsinoma hepatoseluler ) adalah
kanker yang berasal dari sel – sel hati merupakan kanker hati primer yang
paling sering ditemukan.
2. Karsinoma
fibrolameral, merupakan jenis hepatoma yang jarang.
3. Metastase
hipervaskular, karsinoid, sel islet, melanoma okuler.
4. Metastase
adenokarsinoma colerectal.
·
Kontra Indikasi
1. Gagal
hati berat
2. Penyumbatan
pada kandung empedu
3. Pasien
beresiko tinggi : 50 % tumor pada hati, LDH > 425 IU/L, AST > 100 IU/L,
Jumlah bilirubin > 2 mg/dl.
4. Encephalopathy
dan Jaundice.
·
Persiapan Pasien
1. Hal-hal
yang diperiksa
-
Verifikasi pathologi,
foto rontgen sebelumnya.
-
Evaluasi Koagulasi,
hasil creatinin, tes fungsi hati, penandaan tumor, keadaan vena portal.
2. Berpuasa
sepanjang malam atau 8 jam sebelum pemeriksaan.
3. Foley
catheter dan hydration ( NS 200 – 300 cc/hr ).
·
Alat dan Bahan
1. Pesawat
X – Ray yang dilengkapi dengan flouroscopy.
2. EKG,
untuk melihat kerja jantung, tekanan darah dan denyut nadi.
3. Guidewire
mikro,kateter mikro
4. Disenfektan
( betadine )
5. Spuit
20 cc, 5 cc, 3cc, 1cc.
6. Bengkok,
korentang, plester, kain kassa, handscoon.
7. Kontras
media
8. Bahan
embolisasi :
-
Partikel PVA 300-500µ,
Biospheres 300-500µ atau 500-700µ, Gelfoam, Ethiodol.
-
Avoid coil.
9. Bahan
khemoterapi tergantung pada jenis kanker, biasanya Mitomycin C, Dexorubicin,
Cisplatin.
10. Medikasi
:
-
Antibiotik : Ancef dan
Flagyl
-
Analgestik : PCA
-
Antiemetik : Zofran,
decadron, benadryl.
11. Proteksi
mata ketika menggunakan bahan kemoterapi.
c.
Prosedur
pemeriksaan Hepatic Chemoembolization.
Chemoembolization untuk
penyakit kanker dilakukan dalam dua cara. Pertama, memberikan
konsentrasi yang sangat tinggi untuk kemoterapi, atau obat anti-kanker langsung ke
tumor, tanpa memaparkan seluruh tubuh terhadap efek obat tersebut. Kedua,
prosedur memotong suplai darah ke tumor, menjebak kemoterapi di tempat tumor dan
mencabut tumor dari oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh.
Hati unik karena memiliki dua suplai darah, yaitu arteri (arteri hepatik) dan vena (pembuluh darah portal). Hati
yang normal menerima sekitar 75 persen dari suplai darah melalui vena portal
dan hanya 25 persen melalui arteri hepatik. Tetapi ketika tumor tumbuh di hati,
ia akan menerima hampir semua pasokan darah dari arteri hepatik.
Obat
kemoterapi disuntikkan ke dalam arteri hepatika mencapai tumor secara lamgsung.
Lalu, ketika arteri diblokir, darah tidak lagi dipasok ke tumor, sementara hati
terus dipasok oleh darah dari vena portal. Hal ini juga memungkinkan
konsentrasi yang lebih tinggi dari obat anti-kanker untuk berhubungan dengan
tumor untuk jangka waktu lebih lama.
·
Posisi
pasien
Supine, untuk mendapatkan gambaran angiografi yang
sangat baik,
·
Persiapan
bahan
Campur obat-obatan khemoterapi dengan ethiodol dan
partikel di dalam spuit besar dengan 3 way stopcock.
·
Langkah
– langkah prosedur
1.
Beri pasien obat untuk membantu mencegah mual dan nyeri, dan antibiotik untuk
membantu mencegah infeksi.
2.
Pasien
dipasang alat EKG untuk menilai kerja jantung, tekanan darah dan denyut nadi
selama prosedur dilaksanakan.
3.
Berikan
obat penenang melalui intravena, dan lakukan anestesi umum.
4.
Lakukan
disinfektan pada daerah yang akan dilakukan insisi.
5.
Menggunakan flouroscopy,
kateter mikro dimasukkan melalui kulit dan masuk ke arteri femoralis, dan menuju ke hati.
Kemudian bahan
kontras disuntikkan melalui intravena dan diambil gambarannya.
6.
Setelah kateter ditempatkan di
cabang-cabang arteri yang memberi makan tumor, obat khemoterapi dan bahan emboli yang telah
dicampur kemudian disuntikkan.
7.
Foto
x – ray diambil kembali untuk memastikan bahwa seluruh tumor telah
diobati.
8.
Pada akhir prosedur, kateter
akan dicabut dan tekanan akan tetap diberikan untuk menghentikan pendarahan apapun.
Pembukaan di kulit kemudian ditutupi dengan plester. Tidak perlu dijahit.
a. Post – prosedur Hepatic Chemoembolization
Kebanyakan beberapa pasien mengalami efek samping setelah prosedur chemoembolization yang disebut sindrom post-embolisasi , termasuk
sakit,, mual muntah dan demam. Nyeri adalah efek samping yang paling umum yang
terjadi karena suplai darah ke hepar terpotong. Hal ini dapat dikendalikan dengan melakukan:
·
Bed
rest selama 24 jam
·
Memberikan
cairan ke dalam tubuh NS 3L/24jam ( 125 cc/jam ), antibiotik intravena, Zofran
dan Decadron/ 8 jam selama 2 hari.
·
Cairan
dihentikan ketika makanan sudah dapat masuk ke dalam tubuh, makanan dikontrol,
berikan Cipro 500 mg x 5 hari.
·
3 – 4
minggu periksa ulang laboratorium.
Setelah paling lama 2 x 24 jam pasien
diperbolehkan pulang dengan diberikan resep antibiotik,
obat sakit dan obat untuk mual. Seminggu setelah prosedur biasanya pasien akan
merasakan demam, kelelahan dan hilangnya nafsu makan juga dan bisa berlangsung dua minggu atau lebih.
Secara umum, ini semua tanda-tanda penyembuhan normal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar