PEMBAHASAN
2.1 Anatomi Jantung
Ukuran dan Bentuk
Jantung adalah organ
berongga dan memiliki empat ruang yang terletak antara kedua paru-paru dibagian
tengah rongga thoraks. Dua pertiga jantung terletak di sebelah kiri garis
midsternal. Jantung dilindungi mediastinum. Jantung berukuran kurang lebih
sebesar kepalan tangan pemiliknya. Bentuknya seperti kerucut tumpul. Ujung atas
yang lebar (basis) mengarah ke bahu kanan, ujung bawah yang mengerucut (apeks)
mengarah ke panggul kiri.
Pelapis
Pericardium
adalah kantong berdinding ganda yang dapat membesar dan mengecil, membungkus
jantung dan pembulu darah besar. Kantong ini melekat pada diafragma, sternum,
vertebra dan pleura yang membungkus paru.
Terdiri
atas lapisan fibrosa dan serosa. Lapisan fibrosa tersusun dari serabut kolagen
yang membentuk lapisan jaring ikat rapat untuk melindungi jantung. Lapisan
serosa terdiri atas visceral (epicardium) menutup permukaan jantung, dan
parietal melapisi bagian dalam fibrosa pericardium.
Cavitas
pericardium adalah ruang potensial antara membrane visceral dan parietal.
Mengandung cairan pericardial yang disekresi lapisan serosa untuk melumasi
membrane dan mengurangi friksi.
Dinding Jantung
a. Epicardium
tersusun atas lapisan sel-sel mesotelial yang berada diatas jaringan ikat.
b. Miokardium
terdiri dari jaringan otot jantung berkontraksi untuk memompa darah.
-
Ketebalan miokard
bervariasi dari satu ruang jantung ke ruang lainnya.
-
Serabut otot yang
tersusun dalam berkas-berkas spiral melapisi ruang jantung.
c. Endokardium
tersusun dari lapisan endothelial yang terletak diatas jaringan ikat. Lapisan
ini melapisi jantung, katup, dan menyambung dengan lapisan endothelial yang
melapisi pembuluh darah yang memasuki dan meninggalkan jantung.
Ruang Jantung
v Atrium
( dipisahkan oleh septum intratrial )
§ Atrium
kanan terletak dalam bagian superior kanan jantung, menerima darah dari seluruh
jaringan kecuali paru. Vena kava superior dan inferior membawa darah dari
seluruh tubuh kembali ka jantung. Sinus koroner membawa kembali darah dari
dinding jantung itu sendiri.
§ Atrium
kiri di bagian superior kiri jantung, berukuran lebih kecil dari atrium kanan,
tetapi dindingnya lebih tebal. Atrium kiri mampu menampung empat vena
pulmonalis yang mengembalikan darah teroksigenasi dari paru-paru.
v Ventrikel
( dipisahkan oleh septum intraventricular )
§ Ventrikel
kanan terletak di bagian inferior kanan pada apex jantung. Darah meninggalkan
ventrikel kanan jantung melalui truncus
pulmonal dan mengalir melewati jarak yang pendek ke paru-paru.
§ Ventrikel
kiri terletak di bagian inferior kiri pada apex jantung. Tebal dinding tiga
kali lebih tebal dari dinding ventrikel
kanan. Darah meniggalkan ventikel kiri jantung melalui aorta dan mengalir ke
seluruh bagian tubuh kecuali paru-paru.
v Trabeculae
Carnae
Merupakan bubungan otot bundar atau tidak teratur yang menonjol
dari permukaan bagian dalam kedua ventrikel ke rongga ventricular.
-
Otot papilaris adalah
penonjolan trabeculae carnae ke tempat perlekatan korda kolagen katup jantung (
chorda tendinae )
-
Moderator band (
trabeculae septomarginal ) adalah pita lengkung otot pada ventrikel kanan yang
memanjang ke arah transversal dari sept um interventriculer menuju otot
papilaris anterior. Otot ini membantu dalam trasmisi penghantaran inpuls unutk
kontraksi jantung.
Katup Jantung
v Tricuspidalis
-
Terletak antara atrium
kanan dan ventrikel kanan, memiliki tiga daun katup ( kuspis ) jaringan ikat
fibrosa irregular yang dilapisi endokardium.
-
Bagian ujung daun katup
yang mengerucut melekat pada korda tendinae, yang melekat pada otot papilaris.
Chorda tendinae mencegah pembalikan daun katup ke arah belakang menuju atrium.
-
Jika tekanan darah pada
atrium kanan lebih besar daripada tekanan darah atrium kiri, daun katup
trikuspidalis terbuka dan darah mengalir dari atrium kanan ke ventrikel kanan.
-
Jika tekanan darah
dalam ventrikel kanan lebih besar dari tekanan darah di atrium kanan, daun katup
akan menutup dan mencegah aliran balik ke dalam atrium kanan.
v Bicuspidalis
( Mitral )
Terletak antara atrium
kiri dan ventrikel kiri. Katup ini melekat pada chorda tendinae dan otot
papilaris, fungsinya sama dengan fungsi katup tricuspidalis.
v Semilunar
aorta an pulmonal
-
Terletak di jalur
keluar ventricular jantung sampai ke aorta dan truncus pulmonalis
-
Katup semilunar
pulmonary terletak antara ventrikel kanan dan truncus pulmonal
-
Katup semilunar aorta
terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
Tanda Permukaan
v Sulcus
Coronarius (atrioventricular) mengelilingi jantung diantara atrium dan
ventrikel.
v Sulcus
interventricular anterior dan posterior menandai letak septum interventrikuler
yang memisahkan ventrikel kiri dan kanan.
Rangka Fibrosa Jantung
Tersusun
dari nodul-nodul fibrokartilago di bagian atas septum interventricular dan
cincin jaringan ikat rapat di sekeliling bagian dasar trunkus pulmonary dan
aorta. Kerangka fibrosa ini berfungsi sebagai tempat melekatnya otot dan katup
jantung.
Sikulasi yang
memperdarahi dinding jantung
v Arteri
koroner kanan
Cabang aorta tepat
diatas katup semlunar aorta, diatas sulkus koroner.
Cabang utama:
-
A . interventricular
posterior yang mensuplai darah untuk kedua dinding ventrikel
-
A. Marginalis kanan
yang mensuplai darah untuk atrium kanan danventrikel kanan.
v Arteri
koroner kiri
Cabang utama:
-
A. Interventricular
anterior yang mensuplai darah ke bagian anterior ventrikel kanan dan kiri.
-
A. Sirkumflexa
mensuplai darah ke atrium kiri dan ventrikel kiri. Yang nantinya dibagian
posterior akan beranastomosis dengan A. koroner kanan.
2.2 Kateterisasi
Jantung
2.2.1 Defenisi
Kateterisasi jantung yaitu suatu tindakan infasif dengan memasukkan
kateter ke dalam arteri untuk menentukan atau menggambarkan arteri koroner,
rongga – rongga jantung dan pengukuran jantung dengan menggunakan kontras media
positif. Juga menggambarkan diagnostik angiografi untuk mengetahui fungsi sistem
kardiovaskuler mencakup
kelainan aorta / pulmonari dan pembuluh darah tepi.
2.2.2 Peralatan yang
digunakan
o
Pesawat Rontgen
Pesawat rontgen yang
digunakan dengan sistem TV Monitor yang mempunyai Image Intensifying beresolusi
tinggi yang dilengkapi dengan Cineangiografi ( Film Cine atau
CD ) atau bisa juga
dengan menggunakan Film Changer. Misalnya C-Arm atau U-Arm.
o
Mesin Injektor
Berfungsi untuk
memasukkan cairan kontras dalam jumlah yang banyak dan mempunyai tekanan atau
kecepatan yang dapat diatur.
o
Peralatan Emergency :
-
Defibrilator
-
Trolly emergency dan
obat-obatan emergency
-
Oksigen (O2 )
o
Peralatan Steril
o
Introducer, Sheath,
Dilator, Quide Wire
o
Kateter
o
Sones, Judkin, Castilo,
Amplatz, Scoonmaker, Pigtail, NIH, dll
2.2.3 Indikasi, Kontra Indikasi dan Kontras Media Pada
Pemeriksaan Kateterisasi Jantung
a.
Indikasi
Beberapa indikasi
dilakukannya pemeriksaan Kateterisasi Jantung ialah seperti:
-
Penyakit Jantung
Koroner
-
Perforasi jantung
-
Adanya
kelainan-kelainan pada pembuluh darah jantung seperti oclusi, stenosis,
aneurisme, angioma dan pergeseran pembuluh darah karena massa.
b.
Kontra Indikasi
Beberapa Kontra
indikasi seperti:
-
Sensitif terhadap
kontras media
-
hypertensi
-
kelainan – kelainan
jantung ( terjadi pada katup jantung )
c. Kontras Media
-
conray 420
-
cardio conray atau yang sejenis
2.2.4 Prosedur
Yang Dilakukan di Ruang
Kateterisasi Jantung /
Diagnostik Invasif
A.
Prosedur
Persiapan Pasien Pre Kateterisasi
a. Persiapan
fisik
·
Penjelasan tentang
prosedur tindakan oleh dokter
·
Rekaman EKG 12 lead
·
Puasa 4-6 jam sebelum
tindakan perlu diperhatikan adalah puasa makan saja, pasien boleh minum dan
obat-obatan tetap diberikan sesuai resep dokter
·
Cukur area penusukan
(daerah inguinalis kanan dan kiri bila
arteri femoralis atau daerah radialis kanan bila dari arteri radialis)
·
Memasang condom
cetheter atau dower cetheter untuk pasien yang akan dilakukan tindakan PTCA,
Ablasi, dan sejenisnya kecuali koroner angiografi
·
Memasang infus pada
pasien, untuk tindakan koroner angiografi pada umumnya tidak dipasang infus
kecuali pada pasien dengan hasil kreatinin lebih dari 1,5 diberikan cairan NaCl
0,9% . pada pasien yang akan dilakukan PTCA, Ablasi dan sejenisnya yang
memerlukan waktu yang lama diberikan cairan RL dan cairan NaCl 0,9% untuk
pasien dengan creatinin lebih dari 1,5
·
Mengukur tanda – tanda
vital pasien (tekanan darah, heart rate , respirasi, dan suhu )
·
Mengukur berat badan
dan tinggi badan
·
Hasil pemeriksaan
laboratorium seperti :
ü
Pemeriksaan Hb, Hb yang
tinggi akan mempengaruhi tindakan kateterisasi dimana lebih mudah terjadi
pembekuan darah pada kateter, begitu juga Hb yang rendah karena kemungkinan
terjadi pendarahan selama tindakan
ü
Leukosit, untuk
mengetahui apkah pasien dalam keadaan dalam infeksi atau tidak
ü
Ureum dan kreatinin,
mengtahui fungsi ginjal pasien berhubungan dengan penggunaan zat kontras saat
tindakan, bila hasilnya tinggidilakukan hidrasi terlebih dahulu dengan obat
oral flumucyl 2 tablet dan loading cairan NaCl 0,9% sesuai instruksi dokter
(biasa diberikan 100 cc) . zat kontras yang osmolaritasnya lebih redah, (
misalnya omnipaque) dan dosis yang lebih sedikit
ü
CT, BT, PT, APTT untuk
mengetahui apakah memanjang waktu pendarahan dan pembekuan karena berhubungan
dengan saat pencabutan sheath
ü
HbsAg untuk mencegah
terjadinya penularan baik terhadap petugas maupun kepasien lain
·
Mencatat obat yang
diminum ditunda atau dihentikan pemberiannya. Obat hipertensi dan obat diureik
tetap diberikan, sedangkan obat DM, anti koagulan, ditunda pemberiannya sesuai
dengan instruksi dokter
·
Menanyakan riwayat
alergi pasien terhadap obat-obatan
·
Menkaji keeluhan psien
apakah ada nyeri dada, sesak nafas, pusing
atau keluhan yang lain
·
Mengganti pakaian
pasien dengan pakaian rumah sakit, termasuk pakaian dalam dilepas
·
Memberitahu kepada
pasien bahwa alat bantu seperti kaca mata, alat bantu dengar (hearing aid),
gigi palsu boleh tetap dipakai selama tindakan untuk lebih memudahkan
berkomunikasih dengan pasien tetapi tetap diinformasikan pada saat serah terima
pasien dengan petugas diruang tindakan
·
Melakukan allent test
bila tindakan dilakukan melalui arteri radialis, untuk melihat sirkulasi darah
ditangan pasien
Teknik menilai allen test:
-
Anjurkan pasien untuk
mengepal tangannya dengan kuat selama 3-15 menit
-
Periksa pulsasi arteri
radialis kemudian tekan arteri radialis dengan tiga jari tangaan kiri/ibu jari
dan tekan arteri uinaris dengan tiga jari tangan kanan/ibu jari secara
bersamaan
-
Buka kepalan tangan
pasien , telapak tangan akan terlihat pucat
-
Lepas tekanan arteri
ulnaris, arteri radialis tetap ditekan
-
Lihat jika refeskuler
1-3 detik berarti arteri ulnaris baik dan tindakan dapat dilakukan melalui
arteri radialis
b. Persiapan
mental
·
Mengkaji pengetahuan
pasien mengenai tindakan kateterisasi jantung
·
Bila pasien belum
mendapat penjelasan, fasilitsi agar dokter/asisten dokter untuk menjelaskannya
·
Memberi penjelasan
hal-hal yang mungkin diperlukan saat dilakukan tindakan seperti cara nafas
dalam dan batuk efektif dan juga memberitahukan keluhan yang mungkin timbul
saat tindakan kepada petugas atau perawat
·
Melakukan pendekatan
spiritual dengan mengajak berdoa
c. Persiapan
pasien dari ruangan / rawat inap
Persiapan sama seperti pasien
datang dari rumah , hanya saja persiapannya dilakukan oleh perawat ruangan.
Jadi perawat di ruang pre keteterisasi hanya dilakukan serah terima pasien
dengan petugas ruangan dan memeriksa kembali kelengkapan persiapan administrasi
fisik dan mental pasien serta membuat form laporan kateterisasi jantung untuk
pasien yang akan dilakukan tindakan koroner angiografi dan form laporan
angioplasti koroner untuk pasien yang akan dilakukan tindakan PTCA, ablasi dan
sejenisnya.
B.
Prosedur
Persiapan Pasien Post Kateterisasi
1. Berikan
pasien minum banyak sekitar 2000 cc /6 jam, bila tidak ada kontra indikasi
2. Harus
diperhatikan catatan kejadian selama prosedur serta hasil kateterisasi
3. Observasi
vital sign: setiap 15 menit pada jam 1, setiap 30 menit pada jam 11 dan
selanjutnya tiap jam hingga hemodinamik tetap stabil
4. Observasi
efek samping pemakaian zat kontras seperti : gatal-gatal, menggigil, mual
muntah atau urtikaria
5. Observasi
hematom dan pendarahan di sekitar area penusukan
a. Lakukan
haemostasis yang benar
b. Immobilisasi
daerah penusukan selama 6-8 jam untuk penusukan pada fermonalis dan 4 jam pada
penusukan radialis berikan bantal pasir diatas area penusukan khusus untuk
penusukan fermonalis
c. Libatkan
pasien dan keluarga untuk mengawasi adanya tanda-tanda perdarahan dan haematoma
pada daerah penusukan
6. Observasi
keluhan pasien; pening, pusing atau nyeri dada dan sebagainya
7. Observasi
tanda-tanda adanya gangguan sirkulasi di daerah perifer, pulsasi arteri dibagian
distal dari penusukan, kemudian dibandingkan dengan kanan dan kiri, observasi
kehangatan akral dibandingkan dengan kanan dan kiri. Bila terjadi gangguan
(nadi lemah/tidak terabah) beritahu dokter, biasanya diberi obat anti koagulan
bolus atau drib
8. Observasi
adanya tanda-tanda infeksi
Hal yang umum diperhatikan di ruang
post kateterisasi;
1) Keluhan
pasien
2) Diagnosa
medis, tindakan yang dilakukan, penyulit yang muncul saat tindakn dan hasil
tindakan
3) Dokter
yang mengerjakan
4) Tanda-tanda
vital post kateterisasi
5) Obat-obat
yang dilanjutkan
6) Intake
dan output
7) Kelengkapan
status
8) Pulsasi
daerah distal dari area penusukan dan kehangatan akral
9) Pemeriksaan
yang harus dilakukan di ruang perawatan setelah post kateterisasi/ intervensi
10) Alat-alat
perawatan yang masih terpasang pada pasien
C.
Kateterisasi
Jantung Lewat Arteri Radialis
1. Persiapan
Alat
a. Alat
Tenun Steril
§ 3 baju operasi
§ 2 duk lubang ukuran 67 x 67 cm
§ 2
duk kecil ukuran 67 x 67 cm
§ 1
stik laken
§ 1
duk besar ukuran 180 cm x 234 cm
b. Set
Instrumen Steril
§ 1
kom besar untuk tempat cairan ( 500 cc)
§ 1
kom sedang untuk tempat kontras (250 cc)
§ 1
kom kecil untuk tempat bethadine sol 10% (100 cc)
§ 6
depper kecil
§ 5
kassa steril
§ 2
duk klem
§ 1
arteri klem
§ 1
scappel
§ 1
klem kocher / desinfektan tool
§ 1
bengkok
c. Bisturi
nomor. 11
d. Bethadine
solution 10% dan alkohol 70% untuk desinfektan
e. Cairan
NaCl 0,9% : 1:5 (heparin 2500 unit dalam 500 NaCls)
f. Syringe
20 cc 2 buah, syringe 5 cc 1 buah, syringe 2,5 cc 1 buah, syringe 1 cc 1 buah
g. Extension
tube panjang dan pendek masing – massing 1 buah
h. Rotating
adaptor (threeway pressure)
i.
Introduser sheath
radialis 5 fr / 6 fr
j.
Kateter diagnostic
optitorque 5 fr / sesuai kebutuhan
k. Guide
wire terumo tip 0,35 / 180 cm
l.
Glove steril
m. Jarum
pungsi
n. Zat
kontras sesuai kebutuhan
o. Lidocaine
2% 1 ampul
p. Heparin
5000 unit dalam syringe 5 cc (diencerkan dengan NaCl 0,9% menjadi 4 cc)
q. NTG
300 meq dalam syringe 1 cc (diencerkan menjadi 9 strip)
r.
Trolley emergency
2. Prosedur
Kerja
1. Pasien
masuk ruang tindakan, rekam EKG 12 lead
2. Alat
– alat dipersiapkan diatas meja
3. Scrub
nurse atau asisten dan dokter operator memakai apron lalu melakukan surgical
hand washing (cuci tangan steril), mengenakan jas operasi dan memakai glove
steril
4. Melakukan
desinfeksi di daerah inguinal kanan dan kiri dengan bethadine solution 10%
dilanjutkan dengan alkohol 70%
5. Tutup bagian yang di desinfeksi dengan duk lubang,
lalu tutup bagian badan pasien dan seluruh tubuh pasien dengan alat dengan
tenun steril (beritahu pasien agar selama tindakan, tangan pasien tidak
menyentuh area steril)
6. Flash
/ basahi semua alat kemudian di dekatkan ke pasien, lakukan zero point,
sambungkan extention tube dengan tansduser kemudian dibalance mesin monitor
7. Dokter
melakukan anestesi lokal dengan Lidocaine 2% di daerah arteri radialis kanan
(RAR = Radialis Arteri Right)
8. Pungsi
RAR sampai darah arteri memancar masukkan wire pendek kemudian jarum puncture
dilepas, lakukan insisi ¼ inchi dangkal (untuk memudahkan masuknya sheath),
massukkan sheath 6 fr (jangan lupa wire dibersihkan dahulu dengan kassa basah
untuk mencegah darah bekuan / fibrin terkumpul)
9. Wire
pendek dicabut, sheath di aspirasi lalu di flash, masukkan heparin 2500 iu dan
NTG 200 – 300 meq, kemudian di flash / bilas
10. Masukkan
catheter dengan quide wire didalamnya ke dalam sheath sampai ke ventrikel kiri,
petugas monitor mengambil tekanan LV – Ao dengan catheter ditarik dari LV ke
aorta lalu diukur gradien
11. Catheter
mengkanulasi ostium arteri koroner kanan (RCA),
12. Catheter
kanulasi ke ostium arteri koroner kiri (LCA),
13. Aspirasi
catheter lalu flush kemudian perawat siecor merekam pressure terakhir dan EKG 6
lead
14. Catheter
dicabut dengan quide wire ada di dalam dan di dalam dan di daerah sekitar
penusukan dibersihkan
15. Sheath
di tarik setengah bagian masih di dalam arteri, kemudian letakkan nichiband di
daerah bekas penusukan sampai menekan arteri radialis kemudian difikasi
menggunakan plester yang tersedia, sheath ditarik seluruhnya sambil dianjurkan
pasien tarik nafas dalam
16. Alat-alat
dibersihkan, dirapihkan dan dipisahkan alat dari benda tajam, infeksius dan non
infeksius
17. Pasien
dipindahkan ke ruang pemulihan
18. Prosedur
selesai
19. Petugas
monitor mencatat jumlah cairan infus dan kontras
D. Prosedur Pencabutan
Nichiband Pada Arteri Radialis
3. Persiapan
Alat
a. Glove
non steril
b. Kassa
steril (4 x 4) 3 buah
c. Gunting
verband
d. Bengkok
e. Elastikon
f. Plester
4. Prosedur
Kerja
a. Lihat
jam pada saat pelepasan nichiband
b. Beritahu
pasien prosedur yang akan dilakukan
c. Cuci
tangan
d. Pasang
glove
e. Letakkan
tangan kiri diatas nichiband dan beri sedikit penekanan secara perlahan
f. Buka
plester nichiband dengan tangan kanan kemudian lepas tekanan pada nichiband
secara perlahan sambil diperhatikan apakah ada darah yang keluar dari luka
insisi
§ Apabila
terjadi perdarahan pasang kembali nichiband dan tambahkan plester untuk
mencegah nichiband terlepas
§ Bila
tidak terjadi perdarahan lanjutkan membuka nichiband
g. Letakkan
kassa diatas luka insisi menggunakan tangan kiri dan tekan secara perlahan
h. Pasang
plester elastikon dengan menggunakan tangan kanan, posisi tangan kiri tetap
menekan kassa diatas luka insisi, (jangan terlalu kencang)
i.
Rapikan alat – alat
j.
Berikan penkes pada
pasien :
§ Anjurkan
untuk tidak mengangkat beban lebih dari 5 kg selama 1 minggu untuk menghindari
“stertching” / peregangan pada arteri radialis
§ Beritahu
perawat / dokter bila terjadi keluhan berhubungan dengan gangguan sirkukasi
§ Buka
elastikon dan ganti dengan tensoplast setelah 12 jam pemasangan elastikon
§ Bila
ada haematoma dan pendarahan segera hubungi perawat atau dokter atau kembali
lagi ke rumah sakit.
E.
Kateterisasi
Jantung Lewat Arteri Femoralis
1. Persiapan
Alat
a. Alat
Tenun Steril
§ 3 bajuoperasi
§ 2 duk lubang ukuran 67 x 67 cm
§ 2
duk kecil ukuran 67 x 67 cm
§ 1
stik laken
§ 1
duk besar ukuran 180 cm x 234 cm
b. Set
Instrumen Steril
§ 1
kom besar untuk tempat cairan ( 500 cc)
§ 1
kom sedang untuk tempat kontras (250 cc)
§ 1
kom kecil untuk tempat bethadine sol 10% (100 cc)
§ 6
depper kecil
§ 5
kassa steril
§ 2
duk klem
§ 1
arteri klem
§ 1
scappel
§ 1
klem kocher / desinfektan tool
§ 1
bengkok
c. Bisturi
nomor. 11
d. Bethadine
solution 10% dan alkohol 70% untuk desinfektan
e. Cairan
NaCl 0,9% heparin / 1:5 (heparin 2500
unit dalam 500 NaCl)
f. Syringe
20 cc 2 buah, syringe 10 cc 1 buah
g. Lidocaine
2% 5 ampul
h. Jarum
puncture
i.
Extension tube
j.
Rotating adaptor
(threeway pressure)
k. Introduser
sheath no. 6 fr
l.
Kateter diagnostic Judkins Right (JR) dan Judkins Left (JL) 4/6
fr atau sesuai kebutuhan
m. Guide
wire J tip 0,38 mm/ 150 cm
n. Glove
steril
o. Zat
kontras sesuai kebutuhan
p. Trolley emergency
5. Prosedur
Kerja
a. Pasien
masuk ruang tindakan, rekam EKG 12 lead
b. Alat
– alat dipersiapkan diatas meja
c. Scrub
nurse dan dokter operator memakai apron lalu melakukan surgical hand washing
(cuci tangan steril), mengenakan jas operasi dan memakai glove steril
d. Melakukan
desinfeksi di daerah inguinalis kanan dan kiri dengan bethadine solution 10%
dilanjutkan dengan alkohol 70%
e. Tutup
bagian yang di desinfektan dengan duk
lubang, lalu tutup bagian atas badan pasien dengan duk sedang adn bagian bawah
dengan duk besar
f. Flush
semua alat kemudian di dekatkan ke pasien
g. Lakukan
balance di mesin monitor (zero point), sambungkan extention tube dengan tanduser,
kemudian lakukan flushing
h. Lakukan
anestesi lokal dengan Lidocaine 2% di inguinalis kanan
i.
Lakukan insisi kulit
dengan busturi no. 11
j.
Lakukan pungsi Arteri
Femoralis Kanan (PEAR) dengan jarum pungsi, bila darah arteri memancar masukan
quide wire pendek 3 mm ± 10-15 cm
k. Cabut
puncture menggunakan tangan kanan dan tangan kiri mempertahankan quide wire
agar tatap berada pada arteri femoralis
l.
Menyusuri wire masuk
introducer sheath dan pertahankan quide wire tetap terlihat pada ujung
introducer sheath 5 cm
m. Masukkan
sheath 6 Fr
n. Cabut
wire pendek dan dilator sheath diaspirasii lalu di flush
o. Masukkan
kateter JR dengan quide wire didalamnya kedalam sheath melalui arteri
femoralis, aorta decendens, arcus aorta, aorta assendens sampai ke ventrikel
kiri (bila diperlukan pencatatan tekanan akhir diastolik LV / LVEDP)
p. Lakukan
pencatatan tekanan aorta
q. Kateter
diarahkan ke ostium arteri koroner kanan (RCA)
r.
Ganti kateter dengan
JL, arahkan ke ostium kiri
s. Tarik
kateter keluar dari ostium koroner, aspirasi kateter lalu di flush. Peerawat
monitoring merekam tekanan aorta terakhir
t.
Kateter JL di cabut dan
daerah sekitar penusukkan dibersihkan, rekam EKG 12 lead
u. Sheath
tetap dipertahankan, aff sheath dilakukan di ruang recovery room / pemulihan
v. Bersihkan
alat – alat, pisahkan benda – benda tajam, infeksius dan non infeksius
w. Petugas
monitor mencatat cairan infus dan kontras
x. Pasien
dipindahkan ke ruang pemulihan
y. Prosedur
selesai
F.
Prosedur
Pencabutan Sheath Pada Arteri Femoralis
1. Persiapan
Alat
a. Glove
non steril
b. Bethadine
solution
c. Kassa
steril
d. Elastikon
e. Gunting
verban dan bengkok
2. Prosedur
kerja
a. Beritahu
pasien prosedur yang akan dilakukan, cuci tangan dan pasang glove
b. Atur
posisi pasien, pasien didekatkan ke pinggir tempat tidur di mana petugas
berada, agar petugas mudah melakukan penekanan
c. Observasi
apakah ada haematoma di sekitar daerah penusukan
d. Raba
arteri femoralis dengan tangan kiri, posisikan tangan / jari kiri di atas luka
pungsi tempat dimana pulsasi teraba
e. Cabut
sheat dengan tangan kanan dan anjurkan pasien untuk tarik nafas dalam, cabut
dengan segera dan hati- hati. Biarkan darah mengalir sedikit untuk mengeluarkan
bekuan darah dalam pembuluh darah
f. Setelah
darah keluar lakukan penekanan selama 10 – 15 menit
g. Lepaskan
tangan kiri secara perrlahan dan observasi apakah massih ada perdarahan. Bila
masih ada perdarahan maka lakukan penekanan kembali
h. Perhatikan
disekitar luka insisi apakah ada haematoma
i.
Nila tidak ada berikan
bethadine pada luka tusukan, kemudian tekuk lutut pasien ke samping hingga
membentuk sudut 60 – 80 derajat
j.
Tutup luka dengan kassa
steril dan rekatkan dengan elastikon / tensoplast
k. Luruskan
kemballi kaki pasien, berikan penjelasan kepada pasien untuk tidak melipat atau
menekuk kaki selama 6 – 8 jam
l.
Jelaskan pada pasien
bahwa tindakan telah selesai
m. Rapikan
kembali pasien dan alat – alat.
2.2.5 Teknik Radiografi
1.
Antero superior (AP)
a.
Posisi pasien
-
pasien supine
-
kedua lengan diletakan sejajar dibawah kepala
b.
Central Ray
-
vertikal tegak lurus ke pertengahan film
c.
Kriteria gambar
1.
peredaran darah kecil
atrium
kanan, ventrikel kanan, infudibulum, arteri pulmonalis kanan
dan kiri
2. peredaran darah besar
vena
pulmonalis, atrium kiri ventrikel
kiri, arcus aorta, arteri innomata,
arteri
karotis komunis kiri,
arteri subklavia kiri
2. Lateral
a.
posisi pasien
-
pasien lateral
-
kedua lengan diatas kepala
b.
Central Ray
-
tegak lurus vertikal ke pertengahan film
c.
Kriteria gambar
1.
peredaran darah kecil
- vena cava
superior dan inferior, atrium kanan, ventrikel kanan,
infudibulum, arteri pulmonalis
2. peredaran darah besar
-
vena pulmonalis, atrium kiri, ventrikel kiri,
aorta, arteri subklavia kiri, arteri karotis komunis kiri, arteri innomata
3.
LPO
a.
posisi pasien
-
pasien supnie dan rotasikan ke arah kiri 300
b. central ray
-
tegak lurus vertikal ke pertengahan film
c.
kriteria gambar
1.
peredaran darah kecil
- vena kava supeior, arteri pulmonalis kanan,
ventrikel kanan,
mitral, infudibulum
2.
peredaran darah besar
- arkus aorta, atrium kiri, ventrikel kiri
4.
RPO
a.
posisi pasien
-
pasien supine dan diatur kearah kanan 300
b. Central Ray
-
tegak lurus vertikal ke pertengahan film
c.
kriteria gambar
1.
peredaran darah kecil
-
vena kava superior, atrium kanan, ventrikel
kanan, arteri pulmonalis, septum atrium, septum intervertikuler
2.
peredaran darah besar
-
atrium kiri, ventrikel kiri, arteri innomata, arteri karotis komunis kiri,
arteri subklavia kiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar